Selasa, 28 Juni 2011

Pemkab Subang Santuni Keluarga Darsem Rp100 Juta

Subang, Pemkab Subang memberikan santunan Rp100 juta kepada keluarga Darsem binti Dawud Tawar, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi. Bupati Subang nonaktif Eep Hidayat mengatakan, pemberian santunan tersebut sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak, termasuk Pemprov Jabar dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pemberian santunan pada keluarga Darsem itu, kata Eep, diharapkan bisa sedikit mengobati kekhawatiran pihak keluarga yang berharap-harap cemas menanti nasib anggota keluarganya itu. Darsem dituduh membunuh majikannya sehingga divonis hukuman pancung. Namun, ahli waris korban bersedia memberikan maaf dengan kompensasi membayar uang ganti rugi sebesar 2 juta real atau setara Rp4,7 miliar dengan batas waktu pada 7 Juli 2011. (IJ.C)

Anak berusia 7 Tahun Tanpa gigi dan pori pori

Subang, Kosasih bocah berusia 7 tahun yang tidak memiliki gigi dan lubang pori-pori dibawa ke RSUD Ciereng Subang untuk dilakukan pemeriksaan secara medis, Selasa (28/6/2011). Dengan bermodal kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), warga Desa Caracas, Kecamatan Kalijati Subang dibawa keluarganya didampingi aparat Desa Caracas ke RSUD yang berlokasi di Jalan Katamso, Subang. Saat datang di area RSUD, Kosasih dan para pengantarnya tampak senang. Rombongan langsung menuju ruang poli spesialis gigi dan bedah mulut dan spesialis kulit dan kelamin. Kosasih menjalani pemeriksaan selama 15 menit. Dari hasil pemeriksaan, Kosasih diduga menderita sindrom atau kelainan genetik juga menderita anodontia dan agenesi. Kesimpulan sementara Kosasih mengalami gangguan sindrom atau kelainan genetik juga anodontia dan agenesi," ujar dokter spesialis Gigi drg Agus Sofyan, Dengan kondisi itu, menurut Agus, Kosasih butuh bantuan gigi palsu karena kemungkinan tumbuh gigi sangat kecil. Sejak lahir, Kosasih memang tidak memiliki gigi. Tidak itu saja, siswa Kelas 3 SDN Trisakti Caracas itu tidak memiliki pori-pori. Namun keterbatasan tubuhnya tersebut tidak menghalangi Kosasih untuk berprestasi. Di sekolahnya, ia termasuk anak cerdas. Hingga kelas 3 ini, kosasih selalu menjadi juara satu di kelasnya.( Inilah Jabar.com)

Jumat, 24 Juni 2011

Pembatasan Suplay BBM

Subang, Suplay BBM di Kabupaten Subang saat ini mengalami pembatasan. Diantaranya disampaikan oleh A Han salah seorang penglola BBM di Sukamelang Subang yang mengalami pembatasan yang biasanya bisa memesan 72 kilo liter sekarang hanya 48 kilo liter per minggunya. “Itu pun pengirimannya tidak sekaligus,” katanya kepada Reporter Subang saat ditemui di tempat kerjanya, Kamis (23/6). Menurutnya keterlambatan pengiriman ini telah berjalan 1 bulan terakhir. Mengenai pembatasan suplay, kata A Han bisa memahami cuma diharapkan pengirimannya bisa lebih cepat lagi. SPBU yang dikelolanya setiap hari bisa menghabiskan 7 ribu liter premium dan 2 ribu liter. Tetapi kalau sekarang 16 kilo liter bisa habis dalam 2 hari. Dari pengamatan Reporter Subang selama siang ini beberapa SPBU mengalami kekosongan premium. Diantarnya di Sukamelang Subang, SPBU Pamanukan dan SPBU Batang Sukasari.

Kamis, 23 Juni 2011

Memohon Pemerintah membantu supaya Darsem cepat pulang

SUBANG, Sawinah (45 th), ibunda Darsem mengaku cukup terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya di Saudi Arabia. Jika Darsem pulang nanti, dirinya mengatakan tidak akan mengijinkan Darsem untuk kerja ke luar negeri lagi. Bila nanti darsem pulang, saya inginnya dia tinggal di sini saja, kata Sawinah saat ditemui Reporter Subang di rumahnya di Pusakanagara Subang, Rabu (22/6). Sawinah mengatakan, di desanya saja mungkin masih bisa membuka usaha warung atau ternak bebek seperti dirinya sekarang ini. Setiap malam, lanjut Sawinah dirinya selalu teringat Darsem, seringkali bayangan Darsem melintas di depannya. Seakan Darsem pulang ke rumah. Kalau sudah begitu Sawinah langsung beristigfar dan berdoa supaya anaknya selalu selamat. Hampir tiap tengah malam selalu ingat sang anak dan langsung memanjatkan doa usai shalat malam kadang sampai waktu shubuh. Mata ini hampir tiap hari nangis kalau ingat Darsem. kadang nangis sampai shubuh, katanya sambil menunjukkan matanya yang sembab. Hal senada dikatakan oleh Carmen (72 th), neneknya Darsem dirinya saat ini hanya menginginkan Darsem pulang dengan selamat. Saya sangat ingin Darsem pulang. Mungkin umur saya tidak lama lagi, saya ingin lihat cucu saya, harap Carmen. Hampir tiap hari saya memohon kepada Allah SWT, supaya melindungi cucunya dan bisa pulang dengan selamat. Sedangkan, Sapii (6 th) putra semata wayang Darsem menurut Carmen sering menanyakan ibunya. Sapii meminta ingin disunat jika ibunya pulang dan ingin dirayakan dengan hiburan naik burung-burungan. Pada kesempatan wawancara dengan Radio Elshinta, Sawinah memohon kepada pemerintah membantu supaya anaknya cepat pulang. Karena dirinya dan keluarganya sangat merindukan Darsem. ( Humas Subang )

Wakil Bupati Subang: Kelola eks Lokasi Tambang menjadi Bermanfaat

Subang, Wakil Bupati Subang Ojang Sohandi menghimbau kepada pengelola pertambangan supaya tidak meningalkan bekas pertambangan begitu saja. Tetapi dikelola dengan baik. Untuk itu pertambangan yang ada di Kabupaten Subang diberikan wawasan supaya berpihak pada kemakmuran dan peningkatan kesejahteraan. Hak tersebut disampaikannya dalam sambutan pada Peringatan Hari Lingkungan hidup Sedunia di SMK 2 Subang, Selasa (21/6) Selama ini, lanjut wakil Bupati keberadaan pertambangan walaupun memberikan pemasukan kepada PAD belum begitu besar tetapi memberikan dampak yang tidak kecil kepada lingkungan diantaranya kerusakan infrastruktur. Oleh karena itu kepada pengelola pertambangan supaya bekas lokasi pertambangan tidak ditingalkan begitu saja, tetapi dikelola menjadi lahan-lahan produktif. Apakahitu persawahan, pemukiman yang relatif bagus. Saya pernah lihat bekas pertambangan timah di Malaysia yang dikelola menjadi kawasan kota yang luar biasa," kata Wakil Bupati. Selanjutnya Wakil Bupati menyampaikan rasa terima kasih atas peran berbagai pihak yang telah menjaga lingkungan di Kabupaten Subang. Pada kesempatan tersebut diserahkan penghargaan kepada pihak yang dinilai telah berjasa dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Subang yang diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Subang dengan disaksikan Kepala BLHD Kab. Subang, Kepala Pengadilan Negeri Subang dan Sekda Subang serta perwakilan Polres Subang. Kemudian dilanjutkan penandatanganan Deklarasi Bersama untuk Menjaga Lingkungan dengan antara Pemerintah Kabupaten Subang dengan instansi terkait yang diwakili oleh Komisi Daerah Aliras Sungai (Komdas) Kabupaten Subang. Di penghujung acara Wakil Bupati bersama meninjau hasil karya siswa-siswi SMK dalam menjaga lingkungan diantaranya dengan membudidayakan pepaya dan memanfaatkan barang daur ulang menjadi alat-aklat yang dapat dimanfaatkan dalam sehari-hari. ( Humas Subang Teddy Widara )

CARMEN, NENEK DARSEM: "SAYA PENGEN CUCU SAYA PULANG"

Subang, Carmen (72 th) neneknya Darsem TKI asal Subang yang terancam hukuman mati di Saudi Arabia dirinya selalu dirundung rasa sedih bila mendengar berita tentang Darsem. Kata Camen kepada penulis mengatakan dirinya tiap malam selalu menangisi nasib cucunya. Tiap malam dirinya selalu tahajud dan berharap Allah SWT menyelamatkan Darsem dan bisa pulang dengan selamat. Tiap malam selalu terbayang wajah Darsem, seakan mendatangi dirinya. "Ampir tiap malam kalau sedang enak tidur tiba-tiba terbayang (wajah) Darsem. Kalau sudah gitu saya nangis," akunya kepada penulis di rumahnya di Terumtum Pusakanagara Subang, Selasa (21/6). Kalau habis sholat, Darsem selalu terbayang. Makanya, kata Carmen, minta supaya Darsem pulang. "Saya hanya bisa berdo'a mudah-mudahan bisa cepat pulang," katanya lagi. Kalau sudah pulang ada cita-cita ingin menyunat anak semata wayang Darsem yang bernama Sape'i Kata Carmen Sape'i hingga kini belum hapal wajah ibunya secara langsung kecuali dari foto ibunya yang ditinggalkan sebelum berangkat ke Saudi Arabia.  ( Humas Subang Teddy Widara )

Jumat, 17 Juni 2011

Harga Sayur Mayur Naik

Kenaikan harga ternyata tidak hanya menimpa perlengkapan sekolah saja, namun kenaikan juga terjadi pada sejumlah harga makanan pokok seperti halnya sayuran. Hasil pemantauan di pasar impres pamanukan, harga sayuran yang mengalami kenaikan diantaranya, tomat yang semula berharga 6 ribu rupiah per kilogram kini menjadi 8 ribu rupiah perkilogram. Sementara harga kol semula 2.500 rupaiah perkilo menjadi 3.500 rupiah perkilogaram, hal tersebut dikatakan oleh salah seorang pedagang sayuran yang berada di pasar impres pamanukan Endang.

Operasi Simpatik Polres Subang

Humas SubangUntuk meningkatkan kesadaran berlalu-lintas di jalan raya, jajaran Polres Subang melakukan Operasi Simpatik di Perempatan Wisma Karya Subang, Senin (13/6). Menurut Kapolres Subang, AKBP Awal Chaeruddin, selama Operasi Simpatik yang digelar dirinya melihat tingkat ketertiban warga dalam berlalu-lintas cukup tinggi. Kondisi seperti ini patut dipertahankan dan perlu ditingkatkan, Kegiatan Pada Operasi Simpatik dilakukan bagi-bagi bunga, leaflet tentang informasi aturan lalu-lintas oleh anggota polisi kepada pengguna jalan dan membagikan helm gratis kepada pengendara sepeda motor. Kapolres menyempatkan langsung membagikan helm gratis kepada pengendara sepeda motor dengan melibatkan Polwan dan anggota lainnya. Selain aturan tentang berlalu-lintas, dijelaskan pula mengenai distribusi denda yag masuk kas negara. Selanjutnya dijelaskan kepada pemakai jalan supaya waspada dalam berkendaraan. Terutama di titik-titik rawan yang umumnya ada di wilayah Pantura yang memiliki kerawanan tinggi akan kecelakaan lalu-lintas. Apalagi di sekitar perlintasan warga seperti di Ciasem dan Pusakanagara.

Seminar Kelestarian Air dan Alam

Humas Subang, Air yang semula dianggap tidak berharga sekarang menjadi permasalahan sosial yang cukup krusial.   Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Subang, H. Rahmat Solihin dalam sambutannya saat membuka Seminar tentang Air di Aula Pemda Kab. Subang, Kamis (16/6). Sekda mengakatan bahwa peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dalam menjaga kelestarian air telah memperketat pengawasan terhadap penebangan pohon baik yang dilakukan oleh Perhutani maupun PTPN. “kami menyadari bahwa luas daratan Subang yang terbentang dari selatan hingga utara yang seluas 205 ribu hektar merupakan karunia yang harus dijaga. Terlebih kekayaan itu merupakan bukalah warisan nenek moyang melainkantitipan anak cucu yang harus dikembakikan dalam keadaan baik,  sementara itu Salah seorang narasumbet dari Universitas Pendidikan Indonesia, Atang Andiwijaya, menyampaikan kerusakan alam akibat pola hidup hedonis. Untuk itu diperlukan peranan kearifan lokal dalam mengelola alam. Ini perlu dibarengi dengan kebijakan dalam hal kewenangan pengelolaan air. Sedangkan rash Ahmadi Manager Desk Bencana Eksekutif Nasional Walhi dalam pemaparannya menyampaikan bahwa untuk menyelamatkan air diperlukan politik ekonomi pemerintah yang mampu menyejahterakan masyarakat. Karena menurutnya upaya penanaman semilyar pohon yang dilaksanakan tidak akan berhasil karena akan ditebang oleh warga untuk bahan bakar dapur karena ketidakmampaun untuk membeli minyak tanah. Sekarang tengah terjadi upaya “Melawan Sistem Alam” dalam bentuk ekploitasi alam dengan mempergunakan teknologi yang melebihi daya dukung alam. “Sehingga alam menjadi terganggu dalam memproduksi air bersih dan udara segar akibat gangguan ekologis,” jelasnya. Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan Keadilan Ekologis yang diimplementasikan pada keadilan distributif yang menekankan pentingnya akses masyarakat pada benefit atas pemanfaatan sumber daya alam dan keadilan pengakuan terhadap eksistensi keragaman cara masyarakat dalam mengelola alam.