Humas Subang, Air yang semula dianggap tidak berharga sekarang menjadi permasalahan sosial yang cukup krusial. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Subang, H. Rahmat Solihin dalam sambutannya saat membuka Seminar tentang Air di Aula Pemda Kab. Subang, Kamis (16/6). Sekda mengakatan bahwa peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dalam menjaga kelestarian air telah memperketat pengawasan terhadap penebangan pohon baik yang dilakukan oleh Perhutani maupun PTPN. “kami menyadari bahwa luas daratan Subang yang terbentang dari selatan hingga utara yang seluas 205 ribu hektar merupakan karunia yang harus dijaga. Terlebih kekayaan itu merupakan bukalah warisan nenek moyang melainkantitipan anak cucu yang harus dikembakikan dalam keadaan baik, sementara itu Salah seorang narasumbet dari Universitas Pendidikan Indonesia, Atang Andiwijaya, menyampaikan kerusakan alam akibat pola hidup hedonis. Untuk itu diperlukan peranan kearifan lokal dalam mengelola alam. Ini perlu dibarengi dengan kebijakan dalam hal kewenangan pengelolaan air. Sedangkan rash Ahmadi Manager Desk Bencana Eksekutif Nasional Walhi dalam pemaparannya menyampaikan bahwa untuk menyelamatkan air diperlukan politik ekonomi pemerintah yang mampu menyejahterakan masyarakat. Karena menurutnya upaya penanaman semilyar pohon yang dilaksanakan tidak akan berhasil karena akan ditebang oleh warga untuk bahan bakar dapur karena ketidakmampaun untuk membeli minyak tanah. Sekarang tengah terjadi upaya “Melawan Sistem Alam” dalam bentuk ekploitasi alam dengan mempergunakan teknologi yang melebihi daya dukung alam. “Sehingga alam menjadi terganggu dalam memproduksi air bersih dan udara segar akibat gangguan ekologis,” jelasnya. Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan Keadilan Ekologis yang diimplementasikan pada keadilan distributif yang menekankan pentingnya akses masyarakat pada benefit atas pemanfaatan sumber daya alam dan keadilan pengakuan terhadap eksistensi keragaman cara masyarakat dalam mengelola alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar